Supaya ibadah kita diterima Allah, shalat harus dilakukan dengan benar. Untuk itulah, ukhti perlu memenuhi syarat sah shalat. Tak hanya itu, ukhti juga perlu mengetahui rukun-rukunnya supaya shalat menjadi lebih sempurna.
Ukhti tentu masih ingat, bahwa shalat adalah mi’rajnya para mukminin. Shalat adalah tiang agama. Shalat adalah sarana untuk mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Oleh karena itu, shalat baiknya dilakukan dengan khusyu’ dan sesuai ketentuan. Coba simak cerita seorang sufi tentang salah satu syarat sah shalat (wudhu) berikut ini!
Daftar Isi
Cerita Sufi Tentang Salah Satu Syarat Sah Shalat
Suatu hari, seorang sufi bernama Syekh Abu Abdirrahman Hatim bin ‘Unwan al-Asham pernah ditanya oleh Isham bin Yusuf tentang bagaimana ia mendirikan shalat.
Syekh Abu menjawab, “Saat masuk waktu shalat, aku bangkit dari tempatku, kemudian aku mengambil wudhu lahiriah dan wudhu batiniah”.
Sekarang, ukhti mungkin bertanya-tanya, apakah wudhu lahiriah dan batiniah itu?
Menurut Syekh Abu, wudhu lahiriah adalah wudhu yang dilakukan dengan cara membasuh anggota wudhu dengan air. Sementara, wudhu batiniah adalah membasuh 7 anggota wudhu dengan 7 hal, yaitu taubat, penyesalan atas dosa yang telah lalu, meninggalkan ketergantungan dengan dunia, tak mengacuhkan pujian makhluk, tidak terikat dengan sesuatu, menepikan kedengkian, dan menepikan hasad. Itulah wudhu batiniah.
Wah, menarik ya? Sudahkah kita berhasil melakukannya?
Jika belum, paling tidak penuhi dulu syarat-syarat lahiriahnya terlebih dulu. Berikut adalah syarat sah shalat dan rukun shalat yang baiknya dipenuhi agar shalat menjadi sempurna.
Syarat Sah Shalat dan Syarat Wajib Shalat
Berikut 15 hal yang termasuk dalam syarat sah shalat dan syarat wajib shalat dikutip dari NU Online.
- Beragama Islam
- Mumayyiz
- Sudah Masuk Waktu Shalat
- Mengetahui Fardhu-Fardhu Shalat
- Tidak Meyakini Satu Fardhu Sebagai Laku Sunnah
- Suci Dari Hadats Kecil maupun Besar
- Suci Dari Najis (Badan, Pakaian, dan Tempat Shalat Harus Suci Dari Najis)
- Menutup Aurat Bagi Yang Mampu
- Menghadap Kiblat, Kecuali Bagi Musafir Yang Melaksanakan Shalat Sunnah, Dalam Perang, Atau Orang Yang Buta Arah)
- Tidak Banyak Bergerak Selain Gerakan Shalat
- Tidak Sambil Makan dan Minum
- Tidak Dalam Keraguan Apakah Sudah Bertakbiratulihram Atau Belum
- Tidak Berniat Memutus Shalat
- Tidak Menggantungkan Kebatalan Shalatnya Dengan Sesuatu Apapun
- Tidak Berbicara Selain Bacaan Shalat
Rukun-Rukun shalat
Selain syarat sah shalat, ukhti sebaiknya mengetahui apa saja yang menjadi rukun shalat. Berikut 15 rukun shalat dikutip dari NU Online.
- Niat
- Takbiratulihram
- Niat bersamaan takbiratulihram
- Berdiri (bagi yang mampu)
- Membaca Surah Al-Fatihah
- Ruku’
- I’tidal
- Sujud
- Duduk diantara dua sujud
- Thuma’ninah
- Tasyahud akhir
- Membaca sholawat nabi setelah tasyahud akhir
- Salam
- Duduk dan membaca tasyahud akhir, sholawat nabi, dan salam
- Tertib dalam melakukan semua rukun shalat
Hal-Hal Yang Membatalkan Shalat
Ketika melaksanakan shalat, ukhti bukan saja harus memperhatikan syarat sah shalat dan rukun-rukunnya. Tapi, ukhti juga harus menghindari hal-hal yang dapat membatalkan shalat. Berikut beberapa hal yang membatalkan shalat dilansir dari Merdeka.com.
1. Dalam keadaan berhadas
Baik hadas kecil maupun besar, keduanya sama-sama dapat membatalkan shalat. Contohnya seperti kencing, BAB, haid, dan sebagainya. Untuk menyucikan diri dari hadas kecil, ukhti harus berwudhu lagi. Sementara, untuk menyucikan diri dari hadas besar, ukhti mesti melakukan mandi besar (mandi junub).
Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Jika datang haid, maka tinggalkanlah shalat. Jika darah tersebut sudah berhenti, maka mandilah dari darah tersebut, lalu shalatlah.” (HR Bukhari)
2. Terkena najis
Terkena najis dapat membatalkan shalat. Karena itulah, kita mesti menjaga diri dari najis. Bukan hanya tubuh, pakaian juga harus bersih dari najis. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Bersihkanlah diri dari kencing. Karena kebanyakan siksa kubur berasal dari bekas kencing tersebut.”
3. Berbicara dengan sengaja
Selama shalat, gerakan bibir harus dijaga. Ukhti hanya boleh membaca bacaan Al-Qur’an, bacaan shalat, dan do’a atau dzikir. Hal ini seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Dalam suatu hadis diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Ingatlah shalat itu tidak pantas di dalamnya terdapat perkataan manusia. Shalat itu hanya tasbih, takbir, dan bacaan Al-Qur’an.”
4. Aurat yang terbuka
Apakah ukhti tahu, aurat yang terbuka secara sengaja dapat membatalkan shalat, lho. Adapun jika hal itu terjadi secara tidak disengaja, maka sifatnya tidak membatalkan sholat.
5. Niat shalat berubah
Niat yang lurus dapat menyempurnakan shalat. Karena itulah, ukhti mesti menjaga niat shalat dengan baik. Jangan sampai niat shalat berubah dan menyebabkan batalnya shalat. Contoh berubahnya niat ialah ketika ukhti sedang melaksanakan shalat, lalu terpikir dalam benak ukhti untuk tidak melaksanakan shalat. Maka saat itulah shalat ukhti bisa dianggap batal.
6. Meninggalkan rukun shalat dengan sengaja
Melewatkan rukun sholat secara sengaja dapat membatalkan shalat. Begitu pula dengan menambah rukun secara sengaja. Misalnya, ukhti secara sengaja tidak membaca surah Al-Fatihah. Saat itu juga shalat bisa dianggap batal.
7. Membelakangi kiblat
Dianjurkan bagi muslim untuk shalat menghadap kiblat. Hal ini seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an dalam surah Al-Baqarah ayat 144 yang artinya :
“…… maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu” (QS Al-Baqarah : 144)
Kesimpulan
Agar ibadah mendarat lebih dekat di sisi Allah SWT, hendaknya kita menyempurnakan syarat sah shalat dan rukun shalat. Sementara, hal-hal yang membatalkan shalat perlu kita hindari. Selain itu, kita perlu menjaga adab bertetangga. Karena meskipun rajin beribadah tapi suka menyakiti tetangga, maka kita (bisa) dianggap tidak punya kebaikan sama sekali. Naudzubillah.
Bagaimana ukhti, apakah sudah siap untuk memperbaiki shalat kita? Mari penuhi syarat sah shalat dan jalani rukun shalat, supaya ibadah kita menjadi lebih sah dan diterima di sisi Allah SWT.