Meski sama-sama berkunjung ke Baitullah, ternyata pengertian haji dan umrah berbeda lho. Yuk cari tahu disini biar semakin paham!
Pengertian haji dan umrah memang menjadi pengetahuan baru bagi sebagian orang. Sebab, orang mengira kedua ibadah ini memiliki pengertian yang sama. Padahal secara pengertian, keduanya berbeda.
Secara istilah, haji adalah menyengaja berkunjung ke Baitullah Makkah untuk melakukan ibadah pada waktu dan cara tertentu secara tertib. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan Syawal, Zulqaidah, dan Zulhijjah.
Sementara, umrah adalah menyengaja berkunjung ke Baitullah Makkah untuk melakukan ibadah dengan cara tertentu secara tertib tanpa terikat waktu. Artinya, umroh bisa dilaksanakan kapan saja.
Secara mendetail berikut pembahasan mengenai pengertian haji dan umrah.
Daftar Isi
Pengertian Haji dan Umroh
Mari menilik pengertian haji dan umrah, dimulai dari haji terlebih dulu.
Dikutip dari Politala, pengertian haji secara bahasa adalah menyengaja atau menuju. Namun pengertian haji juga bisa diartikan sebagai ziarah Islam tahunan ke Makkah atau berniat melakukan perjalanan ke Makkah.
Adapun secara syar’i, haji adalah menyengaja mengunjungi Kakbah (Baitullah) untuk melaksanakan ibadah yang meliputi thawaf, sa’i, wukuf dan ibadah lainnya untuk memenuhi panggilan Allah SWT dan mengharap keridhaan-Nya dalam masa yang tertentu.
Bagaimana dengan umrah? Apakah pengertian haji dan umrah sama? Pengertian haji dan umrah sedikit berbeda.
Pengertian umrah secara bahasa adalah ziarah. Dalam syariat Islam, umrah berarti berkunjung ke Baitullah atau Masjidil Haram dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan memenuhi seluruh syarat-syaratnya.
Jika ibadah haji harus dilaksanakan pada bulan Syawal, Zulqaidah, atau Zulhijjah. Maka umrah bisa dilaksanakan kapan saja.
Nah, itulah perbedaan pengertian haji dan umrah. Lantas persamaan haji dan umrah apa ya? LaraHijab telah membahasnya disini.
Syarat Haji dan Umrah
Ukhti sudah mengetahui pengertian haji dan umrah, kini waktunya menyimak syarat haji dan umrah.
Haji bersifat wajib sehingga harus dilaksanakan minimal satu kali seumur hidup. Kewajiban ini berlaku bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan.
Adapun hukum umrah adalah wajib menurut sebagian ulama, tetapi ada juga yang mengatakan sunnah.
Pentingnya melaksanakan kedua ibadah ini telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an.
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah untuk Allah”. (QS Al Baqarah : 196)
Berikut syarat melaksanakan haji dan umrah :
- Beragama Islam
- Aqil baligh (dewasa) dan berakal sehat
- Kuat secara fisik
- Merdeka dari perbudakan dan mampu secara finansial
- Bagi wanita harus ada mahramnya, maksudnya didampingi oleh mahram (keluarga) seperti orang tua, adik, kakak, dan/atau anak.
- Mampu mencukupi kebutuhan keluarga (atau siapapun yang berada di bawah tanggungannya) selama ia berhaji / berumrah.
Rukun Ibadah Haji dan Umrah
Ibadah haji dan umrah memiliki sedikit perbedaan dalam hal rukun ibadah. Tapi setiap rukun tersebut dikerjakan secara tertib atau berurutan. Untuk mengetahui dimana perbedaannya, simak penjelasan berikut.
1. Niat ihram
Niat ihram adalah berniat dalam hati untuk melaksanakan ibadah haji atau umrah. Niat ini juga sebaiknya dilafalkan dan diiringi dengan lafal tabliyah sebagai berikut.
Nawaitul hajja / ‘umrata wa ahramtu bihi lillahi ta’ala, labbaik allahumma labbaik / ‘umratan
Artinya : aku niat haji / umrah dan berihram karena Allah SWT, aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah (untuk berhaji / berumrah)
2. Wukuf di Arafah
Inilah yang menjadi pembeda antara haji dan umrah. Dalam ibadah umrah tidak ada kewajiban wukuf di Arafah.
Namun dalam haji, kita wajib melaksanakan wukuf di Arafah. Disunahkan pula untuk memperbanyak doa dan zikir. Rasulullah SAW bersabda : “ Doa paling utama ialah doa hari Arafah ”
3. Tawaf
Tawaf adalah mengelilingi Baitullah. Dalam melaksanakan tawaf ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi, yaitu suci, niat, dan menutup aurat. Pada dasarnya, syarat tawaf sama seperti sholat, bedanya saat tawaf kita masih diperbolehkan untuk berbicara dengan orang lain.
Selain itu, ada pula syarat lainnya yaitu sikap pundak kiri lurus terus ke arah kiblat, tidak menoleh ke arah lainnya. Putaran dilakukan sebanyak 7x dan berlawanan dengan arah jarum jam serta dimulai dari titik Hajar Aswad.
4. Sa’i
Sa’i adalah berjalan kaki bolak-balik dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah sebanyak 7x. Sa’i berawal dari Bukit Shafa dan berakhir di Bukit Marwah, ini berarti setiap perjalanan kembali ke Bukit Shafa dihitung 1x perjalanan.
5. Memotong Rambut
Memotong rambut atau tahallul dilakukan setelah seluruh rangkaian haji selesai. Pelaksanaannya setelah lewat tanggal 10 Dzulhijjah.
Kesimpulan
Demikian pembahasan mengenai pengertian haji dan umrah dilengkapi syarat dan rukunnya. Bagaimana, sekarang ukhti tidak bingung lagi membedakan pengertian haji dan umrah, kan? Semoga artikel ini bermanfaat ya!