Setiap ayat suci yang tertuang di dalam Al-Qur’an memiliki makna mendalam, tak terkecuali Surat Yusuf ayat 4-6. Ayat ini menjelaskan mimpi Nabi Yusuf AS yang penuh makna. Bahkan, Nabi Yusuf dilarang untuk menceritakan mimpi tersebut kepada saudaranya.
Mimpi yang dialami Nabi Yusuf AS bukanlah mimpi biasa, melainkan sebuah petunjuk dari Allah SWT. Nabi Yusuf AS sendiri diketahui hanya bercerita kepada ayahnya saja, yakni Nabi Yakub AS.
Mendengar cerita anaknya, Nabi Yakub AS langsung meminta anaknya untuk merahasiakan mimpi tersebut. Nabi Yakub mengingatkan putranya bahwa saudaranya dapat mencelakai dirinya apabila mengetahui mimpi tersebut. Apa mimpi yang dialami Nabi Yusuf AS? Mengapa sampai tidak boleh diceritakan kepada orang lain?
Daftar Isi
Surat Yusuf ayat 4 Arab, Latin dan Terjemahan
Idz qaala yuusufu liabiihi yaa abati innii ra aitu ahada asyara kaukabaa(n) wassyamsa wal qamara ra aituhum lii saajidiin.
“(Ingatlah) ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku! Sungguh aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.” (QS. Yusuf ayat 4)
Diterangkan dalam Surat Yusuf ayat 4 di atas bahwa Nabi Yusuf AS bermimpi ada 11 bintang, matahari dan bulan yang bersujud kepadanya. Ini tentu bukanlah mimpi yang biasa. Ini adalah mimpi penuh makna. Di dalamnya terkandung petunjuk Allah SWT yang sangat berharga. Karena itulah, Nabi Yakub AS melarang putranya untuk menceritakan mimpi tersebut kepada yang lain. Apa alasannya? Mari simak Surat Yusuf ayat 5.
Surat Yusuf ayat 5 Arab, Latin dan Terjemahan
Qala ya bunayya laa taqshush ru’yaaka ‘alaa ikhwatika fayakiiduulaka kaidaa, innassyaithaana lil insaani aduwwum mubiin(un).
“Dia (ayahnya) berkata, “Wahai anakku, janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu daya untuk (membinasakan)mu. Sungguh, syaithan itu musuh yang jelas bagi manusia.” (QS. Yusuf ayat 5)
Diketahui, sebagian besar saudara Nabi Yusuf AS menyimpan rasa iri terhadap Nabi Yusuf AS. Itu karena ayah mereka sangat dekat dengannya. Karena itulah, mereka tidak senang jika Nabi Yusuf memperoleh kebaikan.
Sementara itu, mimpi yang dialami Nabi Yusuf adalah sebuah kabar gembira. Makna dari mimpi Nabi Yusuf AS adalah: 11 bintang mewakili saudara-saudaranya, matahari dan bulan mewakili orang tuanya.
Maksudnya, suatu hari semua saudara dan kedua orang tua Nabi Yusuf AS akan melakukan penghormatan dengan bersujud kepada Nabi Yusuf. Betul saja, hal ini terjadi ketika Nabi Yusuf AS sudah dewasa. Adapun, sujud yang dilakukan ini bukanlah bentuk ibadah, melainkan hanya sekadar penghormatan saja.
Ketika diceritakan soal mimpi tersebut, Nabi Yaqub AS sudah memiliki keyakinan bahwa anaknya tersebut akan diangkat menjadi Rasul suatu hari nanti. Masya Allah.
Untuk mencegah terjadinya hal yang buruk, maka Nabi Yaqub AS melarang putranya untuk bercerita kepada saudara yang lain tentang mimpi tersebut, karena hal ini dapat memperburuk kecemburuan mereka terhadap Nabi Yusuf AS.
Surat Yusuf ayat 6 Arab, Latin dan Terjemahan
Dijelaskan lebih lanjut dalam Surat Yusuf ayat 6.
Wa kadzaalika yajtabiika rabbuka wa yu’allimuka min ta’wiilil ahaadiitsi wa yutimmu ni’matahu ‘alaika wa ‘alaa aali ya’quuba kamaa atammahaa ‘alaa abawaika min qablu ibraahiima wa ishaq, inna rabbaka ‘aliimun hakiim(un).
“Dan demikianlah, Tuhan memilih engkau (untuk menjadi nabi) dan mengajarkan kepadamu sebagian dari takwil mimpi dan menyempurnakan (nikmat-Nya) kepadamu dan kepada keluarga Yaqub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kedua orang kakekmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishaq. Sungguh Tuhanmu Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” (QS. Yusuf ayat 6)
Untuk menafsirkan ayat ini tentu bukan hal yang mudah, karena hanya Allah SWT saja yang mengetahui maknanya. Sementara, kita (manusia) tidak dapat menafsirkannya secara sempurna. Tapi, menurut tafsir, ayat ini menekankan nikmat Allah SWT yang diberikan kepada Nabi Yusuf AS, seperti terpilihnya Yusuf menjadi Nabi, pengetahuan tentang ta’bir mimpi-mimpi dan karunia/nikmat Allah SWT yang terlimpah kepada Yusuf dan ayahnya (Yaqub serta keluarga).
Nikmat tersebut se-baik dan se-sempurna nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kakek Nabi Yusuf, yakni Nabi Ibrahim dan Nabi Ishaq. Termasuk dalam nikmat tersebut adalah mimpi yang dialami oleh Nabi Yusuf AS. Mimpi tersebut merupakan bagian dari karunia Allah SWT.